BANJARNEGARA- Sebanyak 18 keluarga di Desa Sipedang Kecamatan Banjarmangu Banjarnegara masih mengungsi karena longsor.

Jumlah itu berkurang dari awalnya 25 keluarga yang harus mengungsi ke tempat yang aman.

Curah hujan tinggi di Kabupaten Banjarnegara akhir-akhir ini membuat pergerakan tanah di desa itu kian parah.

Kalak Harian BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto, belasan keluarga itu terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak berat atau terancam akibat pergerakan tanah.

“Kita sedang siapkan hunian sementara, ” katanya

Di Desa Sipedang, tercatat ada 8 rumah mengalami rusak berat sehingga tidak bisa ditinggali lagi.Petugas dan relawan telah bahu membahu membersihkan puing dan meratakan bangunan yang membahayakan.

Sebelum huntara jadi, para korban saat ini masih menumpang di rumah saudara atau kerabat yang aman dari longsor.

Selain menyiapkan huntara, pihaknya juga membantu logistik atau kebutuhan permakanan untuk para korban selama di pengungsian.

“Huntara sedang proses dibangun, ” katanya

Ia mengatakan, tipe pergerakan tanah di Sipedang adalah longsor rayapan. Pergerakannya pelan namun semakin lama kian parah hingga merusak bangunan.

Pergerakan semakin parah saat musim penghujan. Saat memasuki kemarau, pergerakan tanah biasanya terhenti dan rumah relatif aman untuk ditempati kembali.

 

Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, AKBP Erick Budi Santoso, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Kasatlantas Polres Banjarnegara, Satlantas Polres Banjarnegara, Iptu Mohammad Bimo Seno, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng