Semarang – Ulah brutal sekelompok remaja yang suka bikin onar, menyerang dengan senjata tajam atau biasa di sebut kreak di kota Semarang, benar-benar sudah sangat meresahkan.
Karena, mereka tak hanya terlibat tawuran antar kreak, tapi secara random menyerang warga yang tidak tahu apa-apa.
Terbaru, selasa dinihari (17/9/24), seorang mahasiswa asal Jepara, Muhammad Tirza Nugroho Hermawan (21), menjadi korban kebrutal sekelompok kreak di dekat pintu keluar SPBU Kelud Raya Semarang.
Korban yang saat itu berboncengan dengan temannya, di serang kreak bersenjata tajam, hingga meninggal dunia.
Ini Cara mengembalikan kekuatan Pria seperti Muda Kembali
Cara Ampuh Menambah Kekuatan Pria untuk Semua Umur Tanpa Operasi
Di duga korban menjadi korban salah sasaran, karena kebetulan melintas, usai terjadi keributan antar kelompok kreak di sekitar Taman Sampangan.
Korban yang takut melihat segerombolan kreak, mencoba mennghindar, namun justru dituduh musuh oleh para pelaku.
Korban Muhammad Tirza Nugroho Hermawan di bacok beberapa kali oleh para pelaku, hingga meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara temannya, berhasil menyelamatkan diri dari ulah brutal sekelompok kreak itu.
Tindakan para kreak ini memantik reaksi keras dari warga kota Semarang, yang menilai ulah mereka sudah sangat meresahkan dan kelewat batas.
Desakan agar Polisi menindak tegas merekapun di suarakan warga, tidak cuma di amankan, membuat surat pernyataan, untuk kemudian di lepas.
Desakan warga itu seperti di suarakan melalui media social Radar Semarang, Instagram dan akun Tiktok, serta saat di wawancarai tim Radar Semarang.
“Ini sudah ngeri mas, rasanya semarang sedang tidak baik-baik saja. Sekarang kalau mau keluar malam-malam takut ketemu kreak. Bisa-bisa jadi korban salah sasaran seperti mahasiswa Udinus yang di bacok di dekat pom bensin Sampangan” tutur Ardianto Nugroho, warga Semarang Indah, saat di temui Radar Semarang di seputaran kampus Udinus.
“Polisi harus tegas, jangan Cuma ditangkap, terus bikin surat pernyataan, habis itu di lepas. Mereka kalau sudah ketahuan bawa senjata tajam ya harus di proses, masukkan penjara, jangan nunggu sampai jatuh korban jiwa seperti di Sampangan” cetus Tomy, warga Jalan Tampomas.
Polisi juga di desak untuk tidak ragu-ragu melakukan tembak di tempat terhadap para kreak, yang di nilai sudah membahayakan dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Tembak di tempat adalah upaya untuk memberi efek jera.
“Harus di dor, polisi jangan ragu-ragu. Apalagi mereka yang sudah membunuh orang, kalau di biarkan nanti akan mengulang lagi, satu-satunya yang bikin efek jera adalah di dor kreak-kreak itu” komentar akun @maspablo di akun medos RadarSemarang .
“Polisi harus sering patroli, kalau perlu sebar intel keliling kota Semarang, pantau mereka, juga pantau medsos, karena mereka biasanya live di medsos pamer keliling sambil bawa celurit”saran akun @satriapiningit.
Dalam catatan Radar Semarang, Muhamad Tirza Nugroho, bukanlah korban jiwa pertama, akibat kebrutalan kreak di kota Semarang.
Akhir bulan Agustus kemarin, seorang remaja juga merenggang nyawa setelah terlibat tawuran antar genk kreak di Jalan Layur, Bandarharjo, Semarang Utara.
Langkah tegas Polisi terhadap sekelompok remaja yang suka bikin onar atau kreak ini sangat di nanti masyarakat, untuk mengembalikan rasa aman di kota Semarang.
Memproses mereka secara pidana dan bahkan bila perlu tembak di tempat, adalah tindakan
Sumber : RADARSEMARANG.ID
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo