KENDAL – SNH (19), satriwati yang ditemukan tewas di kebun Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, diketahui sempat pulang ke rumah orang tuanya.

Diketahui SNH diduga menjadi korban kekerasan seksual sebelum dibunuh.

Sebelum ditemukan tewas, korban diketahui sempat pulang ke rumah orang tuanya di Gempolbapang, Kelurahan Brangsong, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal pada Sabtu (12/10/2024).

Saat itu SNH pulang ke rumah untuk mengikuti acara haul neneknya.

Selepas haul selesai, korban kemudian diantar ayahnya ke pondok pesantren tempatnya menggali ilmu.

“Sempat pulang Sabtu pagi karena ada acara haul di rumah. Nah minggu malam diantar ayahnya kembali ke Ponpes,” kata ibu korban, Rohmatun di rumah duka, Gempolbapang, Kendal, Kamis (17/10/2024).

Ketika berada di rumah, korban diketahui sempat diajak seorang pria misterius yang dikenalnya lewat media sosial.

Rohmatun, mengungkapkan bahwa putrinya sempat diajak pria tersebut untuk menghadiri pengajian di Pekalongan.

“Anak saya diajak menghadiri pengajian di Pekalongan, tapi dia minta lelaki itu mampir ke rumah untuk izin dulu,” ujar Rohmatun.

Setelah ditunggu lama, lelaki tersebut tidak kunjung datang.

Hari itu bertepatan dengan acara haul nenek SNH.

Sehingga SNH memutuskan untuk mengikuti acara tersebut dan mengurungkan niat menghadiri pengajian.

“Akhirnya dia tidak jadi datang, kebetulan ada acara haul di rumah,” ucapnya.

Pria Misterius Dikenal Lewat Sosial Media
Rohmatun menemukan bahwa keduanya berkenalan melalui Instagram dan sering berkomunikasi saat SNH memegang Ponsel di luar pondok pesantren.

“Saya lihat chat mereka, lelaki itu mengaku orang Pati dan punya pondok. Usianya juga lebih tua dari anak saya,” kata Rohmatun.

Ia mengungkapkan bahwa SNH adalah pribadi yang pendiam.

Sehingga dirinya sering harus lebih aktif bertanya tentang aktivitas putrinya.

“Anak saya itu pendiam, jadi kalau tidak saya tanya, dia tidak cerita kalau sedang dekat dengan lelaki itu,” katanya.

Minggu (13/10/2024) malam menjadi hari terakhir keluarga bertemu dengan korban SNH.

Sempat Cegah Korban Pulang Cepat ke Ponpes
SNH kembali ke pondok pesantren pada Minggu malam diantar ayahnya.

Rohmatun, mengaku dirinya sempat mencegah anaknya kembali ke pondok lebih awal dan berharap SNH berada di rumah lebih lama.

Maklum, pondok pesantren tempat anaknya mengabdi sulit memberikan izin pulang santri jika tidak dalam keadaan mendesak.

Rohmatun menerangkan, sang suami bernama Akip sempat ingin mengantarkan putrinya kembali ke pondok pesantren pada Senin (14/10/2024).

Namun, hal itu langsung ditolak anaknya.

Menurut Rohmatun, putrinya ingin kembali ke pondok lebih awal lantaran ada tanggungan yang harus dikerjakan.

“Mau diantar ayahnya besok (red: Minggu) enggak mau. Katanya dia harus menyiapkan makan sahur untuk santri lain yang puasa,” imbuhnya.

Rohmatun dan suami pun akhirnya mengalah. Suaminya kemudian mengantar anaknya kembali ke pondok pada Minggu (13/10/2024).

“Akhirnya diantar Minggu malam sekitar pukul 21.00 WIB,” ucapnya.

Sampai akhirnya, Rohmatun mendapatkan kabar bila putrinya meninggal dunia pada Kamis siang.

Rohmatun sempat tak percaya anaknya meninggal dengan cara cukup tragis.

“Awalnya saya enggak percaya itu anak saya, sebelum polisi datang ke rumah untuk memastikan bahwa itu anak saya yang meninggal,” kata Rohmatun.

Korban Ditemukan Warga
Jasad SNH ditemukan warga di kebun milik warga yang ada di desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2024) pagi sekira pukul 06.00 WIB.

Saat itu, jasad korban ditemukan warga yang hendak pergi ke kebun.

Saat warga tersebut melintas, ia melihat ada kaki manusia di bawah pohon pisang.

“Lalu warga tersebut mendekat dan melihat seorang wanita yang sudah meninggal dunia,” Kapolsek Kaliwungu AKP Edy Sukamto Nyoto.

Saat ditemukan, korban dalam kondisi setengah telanjang.

Korban saat ditemukan masih mengenakan jaket hitam dalam keadaan setengah terbuka.

Terdapat juga celana dalam pink dan celana hitam beserta masker hitam yang ditemukan di samping kepala korban.

Di lokasi juga ditemukan tas warna cream yang berada di samping tubuh korban.

Edy mengatakan korban mengalami luka di kepala dan ada luka seperti bekas cekikan di leher.

Kapolsek menerangkan, mayat perempuan tersebut diduga merupakan korban pemerkosaan dan pembunuhan.

“Dugaan sementara korban pemerkosaan kemudian dibunuh,” ucapnya.

Korban pun dievakuasi ke RSUD Soewondo Kendal untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sumber : TRIBUNNEWS.COM

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo, pikadadamai, pilkadajatengdamai, pilgubjatengdamai