Kudus – Polisi menetapkan dua pria asal Jepara sebagai tersangka dalam kasus kericuhan oknum suporter di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Salah satu tersangka mengaku saat itu emosi karena diacungi jari tengah oleh seorang korban yang merupakan warga Kudus.

Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic mengatakan tidak butuh waktu lama untuk mengamankan dua tersangka berinisial MR (23) dan MA (23) warga Jepara.

Keduanya diduga terlibat dalam kericuhan oknum suporter pada Minggu (1/12) malam lalu. Kericuhan itu menyebabkan satu korban warga Kudus mengalami sejumlah luka di tubuh dan kepala.

“Kami mengamankan dua orang pelaku,” kata Ronni kepada wartawan saat konferensi pers di Mapolres Kudus, Jumat (6/12/2024).

Dia mengatakan, tersangka pertama berinisial MR (23) warga Welahan, Jepara. MR disebut menendang tubuh dan kaki korban.

“Tersangka kedua MA (23) warga Mayong, Jepara. Tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban dengan cara menendang ke tubuh korban,” terang Ronni.

Keduanya tersangka kini mendekam di ruang tahanan Polres Kudus.

“Terkait hal itu menerapkan Pasal 170 ayat 2 dengan ancaman pidana pengeroyokan maksimal 5 tahun 6 bulan penjara,” jelas Ronni.

Ronni menerangkan, dugaan pengeroyokan itu terjadi pada Minggu (1/12) malam lalu. Saat itu rombongan suporter dalam perjalanan pulang seusai menonton pertandingan Liga 2 Indonesia antara Persipa Pati melawan Persijap Jepara di Stadion Joyokusumo Pati.

Rombongan suporter dari Jepara itu diarahkan lewatkan jalan Lingkar Kudus. Polisi mengawal ketat rombongan suporter ini.

“Sewaktu rombongan suporter pawai melintasi wilayah Kabupaten Kudus terjadi tindak pidana secara bersama yang dilakukan oleh oknum suporter,” jelasnya.

Korban saat itu melintas di jalan dan berpapasan dengan rombongan suporter. Kemudian terjadi kericuhan yang menyebabkan korban berinisial IPA (23) mengalami luka-luka.

“Korban IPA (23) yang mana kebetulan dari daerah Jepang melintas di wilayah Lingkar kemudian berpapasan dengan rombongan suporter ini. Sehingga pada saat itu terjadi ada dugaan tindakan pidana secara bersama-sama terhadap IPA,” ungkap Ronni.

Pengakuan tersangka

Salah satu tersangka, MA mengatakan massa suporter menganiaya korban karena merasa kesal. Sebab, korban disebut mengacungkan jari tengah ke arah suporter.

“Itu rombongan lewat terus korban mengacungkan jari tengah, saya lihat sendiri,” kata MA di Mapolres Kudus.

“Terus massa itu emosi dan mengeroyok korban. Banyak yang mengeroyok. Saya menendang kaki dan lempar batu bagian tangan kena muka,” sambungnya.

MA mengaku nekat menonton pertandingan sepakbola meski dilarang karena ingin menyaksikan klub kesayangannya bermain. Lantas dia bersama teman-temannya ikut menonton ke Pati.

“Nggak tahu, saya nggak pernah nonton terus saya diajak teman terus nonton ke Pati. Saya nggak tahu, dapat tiket dari teman. Dapat tiket di Pati,” terang dia.

MA kini mengaku menyesal. Dia juga memohon maaf kepada korban dan keluarga korban.

Diberitakan sebelumnya, video aksi suporter berbuat onar hingga menganiaya warga di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, viral. Akibat kejadian ini seorang pemuda IPA (23) mengalami luka-luka hingga dilarikan ke rumah sakit.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo