SEMARANG – Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir mengklaim, tahun 2024 sebagai tahun terbaik dalam pengungkapan kasus narkoba selama 22 tahun terakhir atau selama Direktorat Reserse Narkoba terbentuk.

Dalam tahun ini, pihaknya telah mengungkap kasus narkoba dengan barang bukti 91 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 37.425 butir.

Kasus yang diungkap sebanyak 1.560 kasus dengan total 2.045 tersangka.

“Iya tahun ini merupakan golden time untuk pengungkapan kasus narkoba di Jawa Tengah,” ujar Anwar saat dihubungi, Sabtu (28/12/2024).

Kendati begitu, dia mengaku tak mau lengah. Bahkan, dia tak segan-segan memberikan sanksi kepada anggota yang melanggar.

Hal seperti dilakukan terhadap lima anggotanya yang terbukti menilep barang bukti sabu. Kelima tersangka ini meliputi inisial AW (43), PN (42), RS (31), IKH (26), dan MAAIW (26).

Kelimanya merupakan satu tim yang bertugas di Unit II Subdit III Ditresnarkoba Polda Jateng.

Penangkapan kelima tersangka dimulai dari penggrebekan di rumah dinas MAAIW (26) di asrama polisi Sendangmulyo, Tembalang dengan barang bukti seberat 250 gram, Selasa (2/7/2024).

“Sidang etiknya belum, tapi pidana sudah jalan. Berkas sudah di Kejaksaan,” bebernya.

Sebaliknya, dia juga akan memberikan hadiah kepada anggota yang melakukan prestasi, misalnya mengungkap sabu di atas satu kilogram.

Kemudian ekstasi harus lebih dari 1.000 butir. Ganja harus di atas 5 kilogram.

“Anggota seperti itu kita berikan penghargaan. Namun sebaliknya jika anggota melakukan pelanggaran, punishment menanti jadi harus seimbang,” terangnya.

Terkait metode operasi, pihaknya membagi ke dalam dua sistem yakni hulu dan hilir. Sisi hulu melalui pembentukan kampung bebas narkoba.

Anwar mengatakan, telah membentuk sebanyak 1.021 kampung bebas narkoba. Jumlah itu diklaim terbanyak di Indonesia.

Berikutnya di bagian hilir, lulusan Akpol tahun 1996 ini berupaya membendung peredaran di Jawa Tengah.

Jurus yang dikeluarkan oleh anggotanya yakni dengan membendung para kurir yang melintasi Jawa Tengah. Sebab, jawa tengah dikenal sebagai daerah lintasan peredaran narkoba.

“Kami pantau Tanjung Emas Semarang dan Surakarta yang menjadi pintu masuk peredaran narkoba,” katanya.

Adapun daerah paling rawan peredaran narkoba terjadi di Semarang, Solo, Banyumas dan Cilacap. Namun, Anwar menggarisbawahi bahwa daerah tersebut marak pengungkapan kasus lantaran berbanding lurus dengan kinerja kepolisian.

“Jadi semisal polisi tidak aktif pasti angka pengungkapan turun. Dan sebaliknya, ketika polisi bekerja aktif angka pengungkapan akan naik,” tandasnya.

Sumber : TRIBUNJATENG.COM

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo