JEPARA – Sebuah tragedi laut menimpa dua nelayan asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Senin pagi (5/8). Lilik Sugianto dan Dasukir, masing-masing warga Perum Mutiara Karangasem Utara dan Dukuh Sidomulyo, Klidang Wetan, dinyatakan hilang setelah kapal mereka, KM MULYA JAYA II D, mengalami kecelakaan di perairan utara Kepulauan Karimunjawa.

Ketua DPC Himpinan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang, Teguh Tarmujo, mengungkapkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.

“Keduanya hingga saat ini dinyatakan hilang,” ujarnya dengan nada prihatin.

Kapal KM MULYA JAYA II D yang dipimpin oleh seorang nakhoda tengah melakukan setting (tawur) dan proses menaikkan ikan hasil tangkapan. Saat itulah, gelombang tinggi secara tiba-tiba menghantam lambung kapal. Meskipun nakhoda berusaha melakukan manuver untuk menstabilkan posisi kapal, upayanya terlambat sehingga kapal akhirnya terbalik.

“Dari 15 ABK yang tercatat, 13 ABK berhasil diselamatkan oleh kapal ikan Tegal, KM Sri Bangun Jaya, sementara dua orang lainnya, yaitu Lilik Sugianto dan Dasukir, masih dalam proses pencarian,” jelas Teguh.

Berdasarkan data yang diperoleh, KM MULYA JAYA II D berangkat melaut dari Pelabuhan Batang pada hari Sabtu, (3/8). Kapal dengan GT 28 ini menggunakan alat tangkap jaring tarik berkantong dan dimiliki oleh Dasmoko atau Ripin, warga Dukuh Seturi Pemean, Karangasem Utara, Batang.

Upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR bersama dengan bantuan aparat TNI dan Polri.

“Kami bersama aparat TNI Polri tadi sudah mendatangi keluarga korban untuk memberi tahu peristiwa itu. Kami berharap doanya agar dua nelayan Batang itu segera ditemukan dalam keadaan selamat dan hidup,” tutur Teguh.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo