Realita

GP Ansor Jateng Deklarasi Anti Hoaks, Polda Nyatakan Siap Mendukung Langkah Berikutnya

#SatgasAntiBlackCampaignJateng Creativ by agussaibumi– #pilkadajateng 2018 #pilkadadamai #pilgubjateng2018 #tribratanews.jateng.polri.go.id
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Jawa Tengah melakukan deklarasi melawan hoaks. Selain itu, GP Ansor juga mendukung penegakan hukum oleh Polri dalam memberantas hoaks.
Deklarasi tersebut diikuti oleh kader GP Ansor dari perwakilan 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah, sela kegiatan seminar di Aula Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/5/2018).

Seminar bertajuk Teknologi Informasi Sebagai Sarana Jitu Gerakan Islam Ramah itu, adalah pembuka kegiatan workshop jurnalistik dan teknologi informasi digitalyangjuga memiliki tema tersendiri, yakni HOAKS+FITNAH; SING WARAS OJO NGALAH.
Seminar tersebut, dihadiri oleh Wakil Ketua PP GP Ansor, Mujiburrahman, Kabid E-Goverment Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Tengah, M Agung Hikmati, dan Koordinator Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho.
Seminar dibuka oleh Sekretaris PWNU Jawa Tengah, KH Arjak Imroni, Ketua Dewan Pelaksana Pengelola (DPP) MAJT, Prof DR H Noor Achmad dan Kasubdit III Sosial Budaya Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Jateng, AKBP Bambang Purwadi.
Arjak mengatakan, pergaulan global dihubungkan teknologi, sehingga layaknya sebuah desa global satu sama lain terkoneksi. Teknologi informasi, lanjutnya, telah menjadi urat nadi masyarakat modern.
“Kami berharap dari seminar dan pelatihan ini ada tindaklanjutnya, sehingga kader-kader NU mampu mewarnai pergaulan global,” katanya, Minggu (13/5/2018).
Sementara Ketua DPP MAJT, Prof DR H Noor Achmad mengatakan, prinsip ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah an-Nahdliyyah adalah moderat (tawasuth), proporsional (tawazun), berkeadilan (iktidal), toleran (tasamuh). Konsep ini menurutnya patut dijadikan pegangan bagi kader muda Nahdlatul Ulama.
“Prinsip-prinsip Aswaja Annahdliyyah itu hendaknya dijadikan konsep jitu dalam membuat berita, menerima, dan menyaring serta menganalisa berita,” tegasnya.

Selain itu, Anggota DPR RI dari Partai Golkar ini, juga berharap, sebagai bentuk gerakan dakwah Islam yang ramah, hendaknya dari aspek teknologi informasi adalah memroduksi berita yang berprinsip pada ajaran Aswaja tersebut.
“Informasi Islam moderat harus lebih banyak lagu disuarakan ke masyarakat luas,” pesannya.
Sementara Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pusat, Septiaji Eko Nugroho mengatakan, perlawanan hoaks paling efektif adalah dari lingkungan keluarga.

Menurut Septiaji, masyarakat memiliki karakter menyukai berita bombastis dan bohong. Tipe berita itu lebih cepat viral. Hal itu dimanfaatkan produsen hoaks meraih pembaca. Bahkan, warga berpendidikan tinggi pun dapat terpengaruh.
“Hoaks ini harus dilawan bersama. Kader NU yang waras saat ini tidak lagi saatnya mengalah dan diem,” kata Septiaji.
Tidak hanya itu, Wakil Ketua PP GP Ansor, Mujiburrahman, menambahkan, di era media sosial ini perlu ada solusi agar tradisi keilmuan pesantren tetap lestari dengan sanad yang tersambung tapi juga merangkul teknologi.
“Kami juga tengah menyiapkan website agar bisa mewarnai wacana keislaman, termasuk untuk memerangi berita hoaks,” pungkasnya.
Sementara AKBP Bambang Purwadi menegaskan, bahwa dari teknologi nantinya akan lahir banyak pekerjaan baru di anak-anak muda. Hal itu bagian dari dampak positif yang perlu didorong. Sedangkan dampak negatif seperti hoaks harus ditekan, apalagi pemberitaan yang menyesatkan.
“Kita akan dukung acara ini selanjutnya, agar Jateng bebas hoaks. Mari kita gunakan teknologi dengan bijak, dan hal ini disebarluaskan ke masyarakat,” jelasnya.
sumber : tribunjateng

Related Posts

1 of 237