hitamputih.co – Wilayah Desa Semedo Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal masih rawan dilanda banjir. Kondisi sungai yang dangkal dan hutan yang gundul dinilai menjadi pemicu terjadinya bencana alam tersebut.
“Jika hutan masih gundul, maka banjir akan terus terjadi. Bahkan, banjir akan semakin parah,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Slamet, Rabu (27/2).
Pendapat tersebut diungkapkan Slamet setelah melihat langsung kondisi Desa Semedo saat diterjang banjir belum lama ini. Menurutnya, kondisi hutan yang gundul disebabkan pembalakan kayu pada masa Orde Baru. Hutan milik Perhutani itu sebenarnya sudah dilakukan reboisasi, namun warga setempat memanfaatkan untuk lahan pertanian.
“Petani kerap menyemprotkan obat rumput yang imbasnya pada tanaman lainnya, sehingga tanaman mati dan reboisasi gagal,” ujar legislator PDIP yang berasal dari Kedungbanteng itu.
Pemanfaatan lahan dan penggunaan obat kimia itu juga berdampak pada kondisi tanah yang menjadi gembur dan mudah longsor. Longsor pada akhirnya membuat sungai menjadi dangkal
dan airnya meluap saat intensitas hujan tinggi.
“Upaya paling dekat untuk mencegah banjir kembali terjadi adalah dengan menormalisasi sungai,” ujar Slamet.
Upaya pencegahan lainnya, lanjut Slamet, adalah dengan reboisasi tanaman keras untuk menahan tanah agar tidak gembur. Namun, upaya itu membutuhkan waktu lama dan harus dilakukan seluruh elemen masyarakat. Selain itu, membuat talut agar air sungai tidak meluap.
“Kalau upaya-upaya itu tidak dilakukan, banjir bisa jadi bencana tahunan saat musim hujan bahkan yang terdampak lebih luas. Apalagi pendangakalan sungai juga sudah semakin parah,” ucapnya.
Sumber : radartegal.com
Editor : Framboz login by Polda Jateng