Semarang – Tanggul Kali Ngrapah di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang jebol. Ratusan jiwa dan puluhan rumah terdampak banjir dari tanggul yang jebol.
Hal ini diungkapkan Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan. Ia mengatakan, kini seluruh warga terdampak jebolnya tanggul Selasa (10/12) malam tadi telah ditangani.
“Yang jebol satu titik, untuk panjangnya kurang lebih 10 meter,” kata Alex saat dihubungi detikJateng, Rabu (11/12/2024).
“Yang terdampak ada 2 RT di RW 10, ada 50 rumah. Terus ada 90 KK dan 240 jiwa yang terdampak, tetapi itu kondisinya semuanya safe,” sambungnya.
Saat tanggul jebol, sempat ada dua warga yang terbawa derasnya arus dari sungai yang jebol, karena tengah melintas di perkampungan warga. Akan tetapi, saat ini sudah mendapat penganan dari tenaga kesehatan.
“Hanya luka ringan, kemudian sudah ditangani oleh tim kesehatan dan saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing, hanya satu yang luka, satunya ndak apa-apa. Remaja. Selain itu tidak ada korban,” paparnya.
Saat ini, kata Alex, BPBD Kabupaten Semarang dan para relawan telah membuat dapur umum dan melakukan pembersihan di depan rumah warga.
Tanggul Kali Ngrapah di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Selasa (10/12/2024). Foto: dok. Polres Semarang
“Serta untuk tanggul yang jebol sudah kita tangani bersama stakeholder lain, ada BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), DPU (Dinas Pekerjaan Umum), TNI/Polri, sukarelawan, untuk penanganan di lokasi,” ungkapnya.
“Tanggulnya darurat sementara, yang penting permukiman kita selamatkan dulu. Jadi dengan sistem kita trucuk pakai bagor juga, bersama BBWS,” sambungnya.
Alex menerangkan, saat tanggul jebol, para warga terdampak menyelamatkan diri ke masjid terdekat. Saat ini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing karena genangan yang sudah mulai berkurang.
“Genangan masih ada sedikit, sedang kita bersihkan. Jadi target hari ini kita pembersihan lokasi terdampak dengan pembangunan tanggul sementara. Ini genangannya se-mata kaki. semalam sampai 50 cm,” ungkapnya.
“Saya tegaskan tidak ada pengungsian nggih. Jadi tidak pengungsi, hanya mereka menyelamatkan diri di rumah, di masjid gitu,” lanjutnya.
Alex pun mengimbau para warga untuk lebih waspada ke depannya. Pasalnya, cuaca ekstrem dan hujan lebat diperkirakan masih bisa terjadi selama musim hujan. Ia juga mengimbau warga untuk segera melaporkan jika ada kejadian lain.
“Kami anjurkan ke warga untuk waspada terkait dengan kondisi ekstrem yang ada, khususnya di seputaran sungai untuk selalu melakukan pemantauan bersama kita, kalau ada kejadian juga melaporkan,” imbaunya.
“Terus kami juga meningkatkan koordinasi dengan BBWS, terus pantauan di sungai yang rawan sehingga bisa kita antisipasi dampak negatif yang terjadi,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras berimbas pada jebolnya tanggul di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, malam tadi. Air pun masuk ke permukiman dengan deras.
Penampakan tanggul jebol serta derasnya air yang masuk ke permukiman itu diunggah akun Instagram @andreli_48, sejam lalu.
“Tanggul jebol, kondisi terkini di dusun Ngendo, Ngrapah, Banyubiru, Semarang. Semoga aman terkendali,” tulis akun @andreli_48, dikutip detikJateng, Selasa (10/12) malam.
Sumber : detik.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo