Berita

Kampung Kudu Semarang Dilanda Banjir Seminggu, Warga Terdampak Capai Ratusan KK

Semarang – Perkampungan di Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang sudah tergenang banjir hampir seminggu. Sebanyak 288 kepala keluarga (KK) terdampak dan beberapa warga mengungsi.
Tampak air menggenang RW 7 Kelurahan Kudu hingga memasuki rumah-rumah warga. Para siswa juga tetap bersekolah meski banjir melanda tempat tinggalnya.

Ketua RW 7 Kelurahan Kudu, Ainur Rofiq (55) mengatakan, genangan air tersebut bahkan memasuki seluruh rumah warga RW 7. Ada sekitar 288 rumah warga yang terdampak banjir dengan ketinggian 20-50 sentimeter (cm).

“Yang terdampak langsung itu 288 KK. Air masuk semuanya ke rumah. Kemarin yang (banjir) besar itu sampai 20 cm, sak lutut ini. Di tempat yang lain itu 50 cm. Ini satu minggu,” kata Rofiq di Kelurahan Kudu, Selasa (4/2/2025).

Ia mengatakan, kondisi tersebut lantas membuat banyak warga tak bisa beraktivitas maupun bekerja. Para warga yang bekerja sebagai pedagang pun tak bisa membuka usahanya lantaran banjir.

“Karena terus terendam banjir itu ya, aktivitas yang jualan itu nggak bisa laku. Tapi (banjir ini) sering, ini tahunan, karena geografinya wilayah RW 7 itu berdekatan dengan Sayung, itu sekarang banjir besar di Sayung, maka mengalirnya ke sini,” paparnya.

“Wilayah RW 7 kan termasuk wilayah terendah dari keseluruhan Kelurahan Kudu. Maka muaranya di RW 7. Ada 11 RT, semua terendam dari RT 1-11,” sambungnya.

Beberapa warga yang memiliki bayi maupun anak kecil pun terpaksa mengungsi, khususnya warga RT 8 RW 7 Kelurahan Kudu. Sebagian besar dari mereka mengungsi ke rumah kerabat, lantaran tak ada posko pengungsian.

“Itu yang RT 8 ada yang mengungsi karena anaknya kecil-kecil, bahaya, terus mengungsi di luar daerah. Yang mengungsi lima KK. Karena dampak banjir ini juga banyak yang gatal-gatal, korengan,” terangnya.

Ia mengungkapkan, genangan air yang tak surut hingga seminggu itu tak hanya dikarenakan curah hujan tinggi, tapi juga adanya limpasan air buangan dari PDAM dan limpasan banjir rob dari Kabupaten Demak.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, melakukan peninjauan lapangan di Kelurahan Kudu sekaligus memberikan bantuan bahan makanan berupa mi instan, sarden, minyak goreng, hingga selimut bagi para warga. Pihaknya juga mencoba mencari akar permasalahan genangan yang tak surut semingguan itu.

“Yang terjadi khususnya di wilayah Kelurahan Kudu RW 7, itu akar masalahnya adalah limpasan dari saluran pembuangan dari PDAM yang akhirnya ke wilayah RW 7. Ditambah curah hujan yang berturut-turut kemarin relatif tinggi,” terang Endro.

“Di sini genangan ini sampai sekarang belum bisa surut, sudah kurang lebih 1 minggu. Kami coba akan mengkoordinasikan dengan DPU dan Disperkim,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, kondisi tersebut telah dirasakan para warga kurang lebih 5 tahun berturut-turut. Bahkan, air tersebut belum tentu surut seminggu ke depan, jika hujan terus melanda Kota Semarang.

“Ini yang terdampak langsung laporan dari Ibu Lurah dan Pak RW ada 288 KK. Dengan jiwa kurang lebih 1.800 lah di RW 7 Kelurahan Kudu,” jelas Endro.

“Kategori sesuai nomenklatur BNPB, genangan itu sebetulnya tidak ada bantuan, kecuali banjir yang betul-betul melumpuhkan mata pencarian, semuanya terganggu. Tapi kita melihat ini dalam posisi perlu dibantu, karena aktivitas warga sedikit banyak juga terganggu, karena lamanya genangan ini,” imbuh dia.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo

Related Posts

1 of 7,952