SEMARANG – Mahasiswi yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, ditemukan tewas di kamar kosnya. Mahasiswi ini diduga bunuh diri karena menjadi korban perundungan senior, serta jam kuliah yang berat.

Muncul adanya dugaan perundungan di Universitas Diponegoro (Undip) terhadap korban yang menjadi pemicu mengakhiri hidupnya. Bahkan, korban sempat berniat mengundurkan diri dari program PPDS anestesi karena perundungan.

Polisi menemukan sebuah buku harian yang berisi catatan pribadi korban, termasuk keluh kesah soal beratnya tekanan sebagai mahasiswi kedokteran serta kesulitan yang dihadapi dalam berurusan dengan seniornya.

“Dari bacaan di buku hariannya itu sudah sering komunikasi bahwa korban ini mengeluh berat akan pelajaran untuk S2 anastesia, termasuk juga menghadapi seniornya.” kata Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono.

Namun, pihak Undip Semarang membantah kematian korban diduga bunuh diri karena dipicu masalah perundungan. Korban disebut memiliki permasalahan kesehatan yang mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuhnya. Meski demikian, Undip tidak menjelaskan lebih detail mengenai masalah kesehatan yang dialami mahasiswanya.

“Dari hasil investigasi internal kami bahwa itu (perundungan) itu tidak benar. Jadi bukan dari perundungan. Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya, namun demikian almarhumah mempunyai problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh.” ucap Humas Undip Semarang, Utami Setyawati.

sumber: metrotvnews

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo