Berita

Kisah Warga Ngawen Klaten Sebelum 7 Rumah Dirusak Gerombolan Bermotor

Klaten – Polres Klaten masih menyelidiki kasus perusakan rumah warga Dusun Tuban Kulon, Desa Manjung, Kecamatan Ngawen, Klaten, lewat rekaman CCTV. Sementara itu seorang warga menceritakan masalah yang terjadi sebelum insiden dusunnya diserang gerombolan pemotor.
“Masih kita lidik. Dikarenakan bukti analisa dari CCTV,” kata Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Y Dica Ariseno Adi kepada detikJateng, Selasa (7/1/2025).

Dica mengatakan, warga yang menjadi korban sudah melaporkan kejadian tersebut.

“Sudah diminta keterangan untuk klarifikasi kejadian. Analisa dari CCTV mereka (pelaku) memakai helm dan masker,” ujar Dica.

Sementara itu warga setempat bernama Bowo mengatakan, sebelum kejadian perusakan itu ada masalah keributan saat malam tahun baru. Keributan terjadi dipicu oleh warga dusunnya yang menangkap seorang pemuda diduga pelaku klitih.

“Kejadian waktu malam tahun baru, seorang remaja diduga klitih tertangkap. Terus disuruh pulang karena tidak membawa sajam (senjata tajam). Tapi jam 03.30 WIB teman-temannya ke sini mencari warga sini dan warga diminta untuk meminta maaf. Warga sini juga meminta maaf dan diterima dengan baik,” kata Bowo kepada detikJateng.

Siang harinya, jelas Bowo, warga dusunnya juga mengajak lima orang yang terlibat untuk meminta maaf. Tapi kemudian ada permintaan ganti rugi senilai jutaan rupiah dan warga tidak sanggup membayar.

“Via WA warga tidak setuju uang sebesar itu, warga tidak sanggup. Kita juga sudah dua kali minta maaf,” ujar Bowo.

Diberitakan sebelumnya, rumah di Dusun Tuban Kulon, Desa Manjung, Kecamatan Ngawen, Klaten, dilempari batu oleh gerombolan pemotor. Kasus tersebut kini tengah didalami oleh polisi.

Peristiwa perusakan itu terjadi pada Minggu (5/1) malam. Warga yang berada di rumah terkejut saat rumah mereka tiba-tiba dilempari baru oleh gerombolan pemotor yang melintas.

“Kejadiannya itu sekitar 20.30 WIB (Minggu 5/1). Saya duduk di sini (ruang tamu), terdengar ‘brukkk’, batu dilempar, saya lompat lari,” ungkap Petrus (40) warga setempat kepada detikJateng, Senin (6/1) siang.

Petrus mengaku tidak sempat melihat para pelaku. Dia hanya mendengar suara sepeda motor yang diperkirakan jumlahnya cukup banyak.

“Jumlahnya juga nggak tahu, takut. Tapi saya untung tidak kena lemparan batu, yang rusak ini,” katanya sembari menunjuk 3 kaca rumah yang pecah.

Menurut Petrus, warga tidak mengetahui ada masalah apa sebenarnya sehingga rumah mereka diserang.

“Ya nggak tahu-menahu ada apa. Pelakunya siapa juga tidak tahu,” kata dia.

Warga yang lain, Hadi (50) mengatakan sekitar pukul 20.30 WIB terdengar suara gaduh sepeda motor banyak knalpot brong. Saat kejadian bapak-bapak sedang menggelar acara arisan. Gegara penyerangan itu, arisan dibubarkan dan warga pulang untuk mengecek rumahnya.

“Kaca-kaca rumah pinggir jalan pecah, ada 7 rumah, juga kaca mobil, lampu-lampu juga. Nggak tahu siapa, nggak tahu masalahnya, kaca rumah saya juga pecah,” ujar Hadi.

Pantauan detikJateng di lokasi, rumah yang dirusak berada di tepi jalan kampung. Saat itu di lokasi masih banyak pecahan batu bata merah, kaca rumah warga pecah dan lampu jalan rusak.

Sumber : detik.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo

Related Posts

1 of 7,471