JEPARA – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Jepara terus melakukan pengembangan terhadap kasus penembakan Guru Madrasah di Kabupaten Jepara.

Kasatreskrim Polres Jepara, AKP Yorisa Prabowo, memastikan, kasus tersebut tetap berjalan. Pihaknya juga telah melakukan pengembangan dengan memeriksa sejumlah saksi.

“Masih ada beberapa saksi yang kami periksa. Masih perlu pengembangan lagi. Tersangka masih kami tahan dan periksa secara intensif,” katanya melalui sambungan telepon, Sabtu (30/11/2024).

Saat pelaku berinisial MMR (34), warga Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara ditetapkan sebagai tersangka, pihaknya telah memeriksa tiga orang saksi. Terkait bertambahnya saksi, ia belum bisa menyebutkan jumlahnya.

Namun yang pasti, ia telah memeriksa sejumlah saksi fakta yang melihat dan mengetahui peristiwa penembakan guru madrasah tersebut. Bukan hanya di tempat kejadian perkara (TKP) penembakan, tetapi juga saksi-saksi terkait pembakaran motor korban.

“Ini menjadi atensi kami. Proses masih jalan terus dan pasti akan berkembang. Pengembangan itu tentu akan berdampak pada bertambahnya saksi-saksi yang kami periksa,” jelasnya.

Sementara untuk korban, saat ini menurutnya sudah didampingi oleh kuasa hukum. Korban juga dalam kondisi aman.

Sebelumnya, pada Senin (25/11/2024) sekitar pukul 10.30 WIB, Eko Hadi Susanto guru madrasah warga Desa Buaran Kecamatan Mayong, ditembak oleh MMR, warga Desa Gemiring Lor, yang merupakan anak tokoh agama tersohor di Jepara.

Eko ditembak dengan senjata jenis airgun. Eko bercerita, penembakan itu terjadi saat ia hendak menjemput anaknya di sekolah. Setibanya di perempatan Dukuh Kepel Desa Buaran, tiba-tiba ia diserempet mobil Sedan Camri warna hitam. Eko berhenti dan berupaya mengenali siapa yang ada di dalam mobil tersebut.

“Dia keluar dari mobil, maki-maki saya. Terus saya lanjut perjalanan. Saya dikejar, diserempet lagi sampai motor saya sampai ambruk,” ungkap Eko.

Saat ia terjatuh, Eko berupaya meminta penjelasan kepada pelaku. Setelah terjadi adu mulut, bukannya memberi penjelasan, pelaku justru mengeluarkan pistol.

“Sempat adu mulut. Saya kembali dimaki-maki, marah-marah dia mengeluarkan pistol. Terus saya ditembak di perut saya,” katanya.

Ada dua kali tembakan yang mengenai Eko, yaitu di bagian perut sisi kiri dan di area ulu hati.

“Mau nembak mata saya, saya menunduk. Kemudian adu mulut, terus nembak perut saya, dua kali,” jelasnya.

sumber: betanews.id

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo