WONOGIRI – Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking di Wonogiri terbongkar.

Pelaku TPPO itu adalah seorang perempuan bernama DP alias Mami Nina (26) warga Kecamatan Jatipurno.

Pelaku menjadi mucikari anak di bawah umur.

Kasus itu terbongkar saat Polres Wonogiri menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) yang merupakan kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) di hotel-hotel pada Senin (4/11/2024) lalu.

Saat melakukan operasi di salah satu hotel di Kecamatan Slogohimo, polisi mendapati anak perempuan di bawah umur berinisial MA (15) sedang berada di salah satu kamar.

“Pada saat itu sendiri. Kita tanya, katanya sedang menunggu seseorang. Yang ditunggu tidak datang,” kata Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo melalui Kanit PPA Ipda Wahyu Teguh Wibowo Rabu (20/11/2024).

Saat ditanya, anak di bawah umur itu mengaku diantar oleh pelaku, yakni Mami Nina (26).

Polisi kemudian meminta MA untuk menghubungi Mami Nina namun tak dijawab.

Polisi kemudian menuju ke sebuah indekos yang di Kecamatan Slogohimo.

Benar saja, Mami Nina berada di kos itu. Disana, pelaku mengakui telah mengantarkan MA ke hotel itu.

Pelaku diduga memperdagangkan MA kepada pria hidung belang.

MA mengaku mendapatan uang sebesar Rp 300 ribu untuk melayani pria hidung belang di hotel.

“Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada tersangka, tersangka menawarkan korban Rp 550 ribu. Kemudian dipilah oleh tersangka sendiri,” jelasnya.

Uang Rp 550 ribu itu diberikan kepada korban Rp 300 ribu. Sementara Rp 150 untuk membayar sewa kamar hotel, lalu Rp 100 ribu digunakan oleh pelaku sebagai keuntungan.

Mami Nina kini telah ditahan di Mapolres Wonogiri. Pelaku disangkakan pasal Pasal 88 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 11 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Dari unsur pasal 88 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, tersangka terancam hukuman penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 200 juta.

Sementara dari unsur Pasal 11 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang tersangka terancam hukuman penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp 600 juta.

Sumber : TRIBUNSOLO.COM

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo