Pekalongan – Debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan yang digelar di Hotel Patra Jasa Semarang kemarin malam diwarnai ricuh dan terjadi pemukulan di luar ruang acara. Kericuhan itu berbuntut adanya pelaporan ke Polda Jawa Tengah (Jateng).
Kericuhan pada Sabtu (9/11) malam terjadi saat rombongan tim pasangan calon (paslon) 2, Riswadi-Mokhammad Amin, datang ke acara debat. Di jalan menuju lokasi yang semestinya steril, sudah ada kerumunan massa pendukung paslon 1, Fadia Arafiq-Sukirman.
Awalnya mereka beradu yelyel. Kemudian, ketegangan terjadi d mana terjadi saling dorong di antara kedua massa paslon, membuat anak Amin terkena pukulan.
Tim Riswadi-Amin lantas mempertanyakan ke KPU Kabupaten Pekalongan kenapa massa Fadia-Sukirman dibiarkan berkerumun di depan hotel, padahal lokasi harusnya steril. Usai debat, KPU diprotes relawan yang kembali menanyakan kerumunan tersebut. KPU dinilai sengaja membiarkan massa Paslon 1 di lingkungan depan hotel.
“Kericuhan dan pemukulan pada wanita terjadi saat rombongan kita akan masuk ke acara. Setiap tim kan diberi undangan 25 orang untuk masuk acara. Saat akan masuk berjarak sekitar 20 meter, terjadi kericuhan itu. Pemukulan juga ke wanita,” kata Tim Relawan Paslon 2 Riswadi-Amin, Saim, melalui sambungan telepon, Minggu (10/11/2024).
“Kita patuhi aturan, yang bisa masuk 25. Massa kita jauh berjarak sekitar 1 kilometer. Kita patuhi itu. Kenapa KPU membiarkan massa pendukung lain bisa ada di situ dan membuat barikade di depan hotel?” tanyanya.
Begitu debat selesai, tim hukum Paslon Riswadi-Amin langsung membawa korban untuk divisum di RS Bhayangkara, dan membuat pelaporan ke Polda Jateng.
“Kami lakukan aduan pelaporan ke Polda atas peristiwa pemukulan itu,” kata Tim Hukum Paslon 2, Imam Maliki, saat dimintai konfirmasi melalui teleponnya, Minggu pagi (10/11).
Amin yang merupakan orang tua korban pemukulan kepada awak media mengutuk kericuhan yang berimbas ke anak perempuannya.
“Yang kami sayangkan, yang katanya berslogan beriman, dengan perempuan saja melakukan kekerasan dan itu ada (terjadi) di sini, pada saat kita melakukan adu gagasan. Itu mereka lakukan dan itu tidak bisa ditoleransi,” katanya.
“Kami selaku paslon dan orang tua sudah dilecehkan, pada saat kita on time. Kami punya relawan, kami patuhi yang masuk 25 orang, bagaimana kok bisa di hotel ini, mereka (relawan Paslon 1) bisa masuk dan melakukan penganiayaan pada putri kami dan ada videonya. Dan itu harus dilakukan pengusutan dan itu pidana. Saya sangat menyesalkan itu dan mengutuk kegiatan tidak bermoral, kekerasan pada perempuan,” jelas Amin.
Diwawancara terpisah, tim pemenangan paslon Fadia-Sukirman, Asip Kholbihi, menyatakan gesekan yang terjadi tersebut dianggap wajar. Terkait pemukulan, ia mengelak adanya pemukulan. Kalau pun ada pihaknya akan bertindak tegas.
“Tadi saya lihat ada gesekan itu ya wajar, namanya kerumunan orang. Yang penting hati kita, kepala kita, dingin. Saya lihat ini yang dituduh melakukan pemukulan ternyata tidak (melakukan). Kita perlu klarifikasi lebih lanjut. Kalau ada hal seperti itu, nanti kita klarifikasi. Kita tindak tegaslah, jangan sampai ada anarkis,” jelasnya kepada awak media usai mengikuti debat paslon pilkada Kabupaten Pekalongan.
Menanggapi adanya kericuhan, Kapolres Pekalongan, AKBP Doni Prakoso, mengungkapkan kericuhan terjadi di luar wewenang pihaknya, karena terjadi di luar acara yang diamankannya.
“Terjadi gesekan mungkin itu adalah terjadi bukan pada wilayah pengaman yang dilakukan Polres Pekalongan, peristiwa itu adalah pada ranahnya pihak hotel atau Semarang, Polres Semarang. Untuk kejadianmya sampai saat ini kita belum terkonfirmasi seperti apa,” katanya.
Sementara Ketua KPU Kabupaten Pekalongan Lailatul Izah kepada awak media mengungkapkan, pihaknya sebelumnya telah membatasi peserta masing-masing paslon 25 orang dari sebelumnya 50 orang sebagai antisipasi gesekan. Sedangkan terkait keamanan dan terjadi kericuhan, menurutnya wewenang pihak keamanan.
“Evaluasi berikutnya adalah pengurangan pendukung, memang pendukung dikurangi karena memang ya itu yang menjadikan dinamis. Ya sudah ada pengurangan, dari 50 menjadi 25, dan ternyata masih (terjadi gesekan). Keamanan kita bekerja sama dengan pihak kepolisian,” ungkapnya.
Untuk diketahui, debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan tahun 2024 ini bertema “menggali potensi dan kearifan lokal untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan”.
sumber: detikjateng
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo